SELAMAT DATANG DI BLOGS SAYA

Jumat, 28 Juni 2013

UJE – BIDADARI SURGAKU




Setiap manusia punya rasa cinta,
yang mesti dijaga kesuciaanya
namun ada kala insan tak berdaya,
saat dusta mampir bertahta

kuinginkan dia,
yang punya setia.
Yang mampu menjaga kemurniaanya.
Saat ku tak ada,
ku jauh darinya,
amanah pun jadi penjaganya

*Hatimu tempat berlindungku,
dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu,
dijadikan engkau istriku

Engkaulah.....
Bidadari Surgaku

Tiada yang memahami,
sgala kekuranganku
kecuali kamu, bidadariku

Maafkanlah aku
dengan kebodohanku
yang tak bisa membimbing dirimu

*Hatimu tempat berlindungku,
dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu,
dijadikan engkau istriku

Engkaulah.....
Bidadari Surgaku

Dan Byrd - Boulevard lyrics





I don’t know why, You said goodbye
Just let me know you didn’t go forever my love
Please tell me why, You make me cry
I beg you please I'm on my knees if that's what you want
me to

Never knew that it would go so far
When you left me on that boulevard
Come again you would release my pain
And we could be lovers again
Just one more chance, Another dance
And let me feel it isn’t real that I’ve been losing you
This sun will rise, Within your eyes
Come back to me and we will be happy together

Never knew that it would go so far
When you left me on that boulevard
Come again you would release my pain
And we could be lovers again

Maybe today, I’ll make you stay
A little while just for a smile and love together
For I will show, A place I know
In Tokyo where we could be happy forever

Never knew that it would go so far
When you left me on that boulevard
Come again you would release my pain
And we could be lovers again..

Pakistan Berhasil Uji Coba Rudal Balistik Hatf-V


Rudal Balistik Hatf-V

Komando Pasukan Strategis Angkatan Darat (ASFC) Pakistan telah berhasil menguji coba rudal balistik jarak menengah produksi  dalam negeri Hatf-V (Ghauri) pada akhir November lalu. Tes penembakan dilakukan di sebuah lokasi yang dirahasiakan Komando Rudal Strategis, yang uji coba ini ditujukan untuk mengecek kesiapan dari rudal balistik tersebut.
Dipantau oleh National Command Centre (NCC), dengan keberhasilan ini berarti menunjukkan semakin kuatnya kemampuan dan keamanan nasional Pakistan. Sebuah sistem persenjataan canggih dengan akurasi yang tinggi telah ditunjukkan oleh personel ASFC pada saat peluncuran.
Dikembangkan oleh Khan Research Laboratories (KRL) di bawah penelitian Program Pembangunan dan Penelitian Rudal Pakistan, Hatf-V adalah rudal balistik yang menggunakan bahan bakar cair, yang mampu membawa hulu ledak konvensional dan nuklir hingga 700 kg dengan jangkauan 1.300 km.
Diklaim sebagai kloning dari rudal Korea Utara Rodong-1, Ghauri telah diproduksi dalam dua varian, Ghauri-I dan Ghauri-II, yang memiliki jangkauan maksimum 2.000 km. Pakistan saat ini memiliki 30 sampai 70 hulu ledak nuklir, serta rudal balistik jarak pendek dan menengah.

AS Khawatirkan Persaingan Senjata di Asia Tenggara


Tank Tempur Utama T-84 Oplot
T-84 Oplot buatan Ukraina, 49 unit telah diakuisisi Thailand
Amerika Serikat tidak menginginkan terjadi perlombaan senjata antarnegara di kawasan Asia Tenggara terkait perkembangan geopolitik terbaru di kawasan ini, termasuk persoalan sengketa di Laut China Selatan.

Negara adidaya tersebut mengharapkan seluruh pembelian senjata oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara adalah bagian dari rencana jangka panjang negara bersangkutan, bukan sebatas reaksi atas apa yang dilakukan negara tetangga.

Demikian diungkapkan Mark W Lippert, Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Urusan Keamanan Asia Pasifik (APSA), kepada Kompas, di Jakarta, Senin, 10 Desember 2012. Saat wawancara, Lippert didampingi Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel.

Lippert mengatakan, hingga saat ini AS belum melihat perlombaan senjata di negara-negara Asia Tenggara. Menurutnya, kenaikan belanja persenjataan di kawasan itu masih dalam batas wajar terkait pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

"Negara-negara, seperti Indonesia, Thailand, dan Vietnam, telah berhasil secara ekonomi dan mempunyai kepentingan sah untuk memodernisasi dan memprofesionalkan militer mereka," ujar Lippert.

Meski demikian, ia mengingatkan agar pertumbuhan belanja militer itu tetap dijaga dalam kerangka rencana jangka panjang yang jelas.

"Kami tidak ingin melihat suatu negara melakukan pembelian (senjata) hanya karena tetangganya membeli (senjata) itu. Kami ingin pembelian itu dilakukan dalam sebuah kerangka perencanaan. Perencanaan yang didasarkan pada situasi ekonomi suatu negara dan kebutuhan keamanan yang terkait," ujarnya.

Peningkatan belanja

Seperti yang diberitakan selama ini, negara-negara di Asia Tenggara seolah sedang berlomba melengkapi angkatan bersenjata mereka dengan persenjataan terbaru. Menurut buku The Military Balance 2012 yang disusun International Institute for Strategic Studies (IISS), belanja sektor pertahanan di kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan naik 4,85 persen dalam periode 2010-2011.

Berikut beberapa alutsista yang dibeli negara Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir:
  • Vietnam, 6 kapal selam kelas Kilo dari Rusia (2009) dan 12 jet tempur Sukhoi Su-30MK2 (2010).
  • Singapura, 2 kapal selam kelas Archer dari Swedia (2011) dan 12 jet tempur F-15SG dari AS (2007).
  • Thailand, 49 tank tempur utama T-84 Oplot dari Ukraina (2011) dan 6 jet tempur Gripen dari Swedia (2010).
  • Myanmar, 20 jet tempur MiG-29 Fulcrum dari Rusia (2009).
Indonesia sendiri kita ketahui tengah dalam proses pembelian tank tempur utama Leopard dari Jerman, 3 kapal selam dari Korea Selatan, dan 24 jet tempur F-16 (upgrade) dari AS.
IISS menyatakan, peningkatan kemampuan militer sebagian negara di Asia Tenggara tidak didasarkan pada rencana modernisasi yang telah mereka umumkan. Alih-alih, mereka diduga meningkatkan belanja militer itu untuk melawan "petualangan" China dan negara-negara tetangganya dalam sengketa di Laut China Selatan.

Bionix, Kendaraan Tempur Infanteri Singapura

Kendaraan tempur infanteri Bionix dikembangkan oleh Singapore Technologies Automotives (sekarang Singapore Technologies Engineering) dan telah digunakan Angkatan Darat Singapura sejak tahun 1999 dalam varian Bionix 25 dan Bionix 40/50.

Bionix II (BXII) mulai digunakan oleh Angkatan Darat Singapura pada bulan Oktober 2006. Bionix II ini dikembangkan secara bersama-sama oleh ST Engineering, Defence Science and Technology Agency (DSTA) dan Angkatan Darat Singapura.

Kendaraan tempur infanteri Bionix
Bionix II, varian terbaru dari kendaraan tempur infanteri Bionix

Kendaraan lain yang masuk dalam keluarga Bionix adalah Kendaraan Lapis Baja Recovery (ARV), yang dilengkapi dengan winch 25t dan derek 30t, dan Kendaraan Lapis Baja Jembatan (AVLB), yang dilengkapi dengan sebuah jembatan MLC30 yang diluncurkan dengan remote control dan Kendaraan Angkut Infanteri (ICV)

Kendaraan Tempur Infanteri Bonix II

Bionix II memiliki lambung umumnya kendaraan tempur infanteri, tetap menggunakan power pack dan suspensi dari varian sebelumnya, namun dilengkapi dengan sistem jaringan manajemen pertempuran digital, ATK mk44 Bushmaster 30mm dual-feed cannon dan paket armor modular. Dua tentara pada turret dan dapat mengangkut hingga sepuluh tentara. Bionix II juga dipersenjatai dengan sebuah senapan mesin koaksial 7.62mm dan sebuah senapan mesin umum 7.62mm.

Bionix II memiliki pengamatan termal siang dan malam hari yang baik, dengan sistem stabilisasi dual-axis untuk meningkatkan pelacakan target. Pengintai lasernya memiliki jangkauan hingga 3 km.

Kendaraan Tempur Lapis Baja Bionix 25

Bionix 25, turret dapat ditempati oleh 2 tentara dan juga dapat mengangkut sepuluh tentara. Bionix 25 dipersenjatai dengan cannon ATK M242 25mm Bushmaster dual-feed dengan stabilisator vertikal dan horizontal. Meriamnya siap menembakkan 180 amunisi 25mm dalam satu putaran ditambah 420 putaran dalam stok amunisi.

Kendaraan tempur infanteri Bionix
Bionix II, mulai digunakan Angkatan Darat Singapura sejak bulan Oktober 2006

Penembak memiliki 8x perbesaran siang dan penglihatan malam termal dengan dua bidang pandang untuk meriam 25 mm. Laser Rangefinder juga dapat ditambahkan untuk penglihatan siang dan malam hari. Kendaraan ini memiliki enam peluncur granat asap 76mm.

Bionix Angkut Pasukan 40/50

Hanya 1 tentara di turret Bionix 40/50. Varian Bionix yang satu ini diproduksi oleh Chartered Industries of Singapore dan dapat mengangkut 11 tentara. Memiliki stasiun senjata kembar dengan peluncur granat 40 mm, senapan mesin 7,62 mm dan 12,7 mm.

Turret (Kubah)

Bionix dengan dua tentara pada turret menggunakan turret yang kesemuanya dilas dengan baja konstruksi. Proteksi lapis baja tambahan dapat dipasang dengan lapisan pasif. Stasiun penembak berada di sebelah kanan dan stasiun komandan di sebelah kiri, masing-masing dengan dilengkapi dengan tutup palka tunggal.

Lintasan turret 360° dengan kontrol digital. Baik penembak dan komandan memiliki tombol stop lintasan turret. Periskop memberikan penembak bidang pandang ke kanan dan ke bagian belakang kendaraan. Komandan memiliki relay optik sekunder dari pandangan penembak dan juga periskop dengan bidang pandang ke depan, kiri dan belakang.

Bionix 25 dan Bionix 40/50
Bionix 25 (kiri) dipersenjatai dengan meriam 25 mm dan Bionix 40/50 (kanan) dengan peluncur granat 40mm dan senapan mesin.

Hull (Lambung)

Hull dan turret kesemuanya dilas dengan baja konstruksi dengan proteksi lapis baja modular pasif. Akses ke kompartemen pasukan di bagian belakang kendaraan menggunakan power-operated ramp, yang dapat digunakan sebagai akses darurat dan pintu keluar.

Stasiun Pengemudi

Stasiun pengemudi memiliki tiga pemandangan periscopik. Kedua periskop luar adalah pemandangan siang sedangkan periskop pusat dapat dengan cepat berubah antara lingkup siang dan malam lingkup gambar-intensif.

Bionix khusus jembatan
Bionix khusus jembatan (AVLB), dilengkapi dengan jembatan MLC30

Mesin

Power pack, yang dapat dengan mudah dilepas di lapangan dalam waktu kurang dari 15 menit, dipasang di bagian kanan depan kendaraan.

Mesin diesel Detroit Diesel 6V-92TA turbocharged menghasilkan tenaga 475 hp pada 2.400 rpm, potensialnya mencapai 550hp. Mesin ini dilengkapi dengan injeksi diesel yang dikontrol secara elektronik. Kompartemen mesin dilengkapi dengan deteksi kebakaran otomatis dan sistem pencegah kebakaran dry-powder dilengkapi sebagai cadangan.

Kendaraan ini dilengkapi dengan transmisi otomatis hydromechanical HMPT-500EC dan final drive dari General Dynamics Land Systems.

Bionix recovery
Bionix recovery (ARV), dilengkapi dengan winch 25t dan derek 30t

Sistem pendingin, disediakan oleh Galley, dirancang untuk menjadikan kendaraan ini low thermal signature yang rendah. Dua tangki bahan bakar dengan total kapasitas 562l terpasang di kedua sisi dan di bagian atas lambung.

Suspensi dan Running Gear

Suspensi Hydrostrut dari Horstman Defence Systems, yang berbasis di Bath Inggris, memberikan stabilitas bagi pengoperasian sistem persenjataan dan kondisi mendaki yang nyaman. Suspensi ini merupakan hydropneumatic dan didasarkan pada unit suspensi Hydrogas yang terbukti keunggulannya dipasang pada tank Challenger dan AS 90 self-propelled howitzer.

Mobilitas

Bionix memiliki kecepatan 70km/jam di jalan mulus dan 25km/jam sampai 40km/jam di medan yang tidak rata. Dengan kecepatan 45km/jam, kendaraan ini mampu berjarak tempuh 415 km tanpa mengisi bahan bakar.

Bionix angkut infanteri
Bionix angkut Infanteri (ICV), dengan remote pada stasiun senjata

Dengan turning radius 9,9 m dan 6,5 m pivotal turn, kendaran ini dapat bermanuver dengan lincah di lingkungan perkotaan atau ruang terbatas.

Beberapa manuver rintangan yang bisa dilewati oleh Bionix antara lain parit 2,2 m, dinding setinggi 0,8m dan mampu melewati medan air dengan kedalaman 1m (dengan persiapan). Kendaraan ini sepenuhnya dapat menjadi kendaraan amfibi bila kit opsional telah dipasang.

Karakteristik dan Spesifikasi

Panjang : 6,3m
Lebar : 2,95m
Tinggi ke puncak lambung : 1,8m
Tinggi ke tip turret  : 2,57m
Kecepatan : 70km/jam

   Kecepatan medan off-road 25 sampai 40km/jam
Akselerasi dari 0 sampai 32km/jam : 10 detik

India Bangun Prototipe Tejas MK.2

Tejas MK.1
India melalui perusahaan kedirgantaraannya Hindustan Aeronautics Limited (HAL) telah memulai tahapan untuk pembangunan prototipe pertama dari pesawat tempur Tejas MK.2, ukurannya sedikit lebih besar dan kemampuannya lebih baik dibanding Tejas MK.1.

HAL akan menggunakan mesin turbofan F414-GE-INS6 pada Tejas MK.2. Program Tejas MK.2 setidaknya telah dianggarkan sebesar US$542 juta, yang terdiri dari pengembangan rekayasa skala penuh. Angkatan udara India (IAF) berencana untuk memiliki 83 pesawat Tejas jenis ini.

Tejas adalah pesawat tempur ringan (LCA-Light Combat Aircraft) generasi keempat buatan HAL dan merupakan pesawat tempur pertama buatan India. Pesawat ini secara resmi diberi nama Tejas yang diambil dari bahasa Sansekerta yang artinya cahaya. Harga per unitnya sekitar US$31 juta.

Tejas mulai dikonsep pada tahun 1975 akan tetapi proyek gagal karena ketiadaan untuk mendapatkan mesin yang diinginkan Angkatan Udara India (IAF) dari negara luar. Proyek Tejas kemudian dilanjutkan lagi di tahun 1983. Tejas awalnya diproyeksikan untuk menggantikan pesawat tempur MIG-21 yang sudah digunakan sejak tahun 1970 dan sudah habis masa pakainya sejak tahun 1995.

Karena berbagai penundaan, ditambah lagi embargo komponen-komponen karena tes senjata nuklir India pada tahun 1998, akhirnya Tejas baru terbang pada 4 Januari 2001 dengan komponen yang dibuat sendiri.

Layaknya Dassault Rafale Perancis, Tejas juga menggunakan desain sayap Delta. Sebagai pilihan awal, HAL menggunakan mesin jet General Electric F404-GE-IN20 buatan Amerika sebagai powerplant sementara hingga mesin jet turbofan buatan mereka sendiri yaitu KAVERI GTRE GTX-35VS. Karen ambisiusnya India untuk mendapatkan jet tempur buatan sendiri, sekitar 35 komponen avionik mereka buat sendiri dan hanya melibatkan 3 kontraktor asing untuk beberapa komponen.

Korut Luncurkan Roket, AS Pantau dengan Kapal Perusak

Fasilitas pelincuran roket Korea Utara

Awal Desember lalu Korea Utara mengumumkan akan kembali menguji coba roket jarak jauh sebelum akhir bulan setelah upaya terakhirnya gagal. Diperkirakan ini akan terjadi antara 10 Desember hingga 22 Desember.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh New York Times, Komandan Pasukan Amerika Serikat di wilayah Pasifik saat ini sedang mereposisi kapal perang yang dilengkapi dengan radar canggih dan sistem pertahanan rudal balistik guna memantau peluncuran roket Korea Utara.

Adalah USS Fitzgerald dan Benfold yang merupakan kapal tipe perusak kawal rudal dikabarkan sudah menempati posisinya guna memantau aktivitas roket Korea Utara.

Dalam sebuah konferensi pers di Pentagon, seorang petinggi Angkatan Laut AS memang menyinggung soal reposisi kapal perang guna memonitor peluncuran dan untuk mengetahui lebih banyak lagi aktivitas roket Korea Utara. Berbicara soal reposisi ini, dia mengatakan "Ini sangat logis bahwa kita memindahkan mereka (kapal perang), karena kita memiliki kesadaran situasional yang baik."

Dia melanjutkan soal sistem yang ada di kapal perang tersebut: Sistem ini bertujuan untuk memantau rudal-rudal balistik, kita dapat mengetahui posisi mereka saat melakukan itu. Roket sedang meluncur kemana, apakah menimbulkan ancaman atau tidak. Dengan reposisi kapal perang ini setidaknya akan menghilangkan kekhawatiran sekutu-sekutu AS (Korsel dan Jepang) di wilayah tersebut.

Sukhoi Su-30SM Pertama untuk AU Rusia

Sukhoi Su-30SM
JSC Irkut Corporation (bagian dari JSC United Aircraft Corporation) menyerahkan 2 Fighter Sukhoi Su-30SM untuk Angkatan Udara Rusia. Penyerahterimaan ini ditandatangani secara resmi pada 22 November lalu di pabrik kedirgantaraan Irkutsk - cabang JSC Irkut Corporation.

Oleg Demchenko, Presiden JSC Irkut Corporation, pada upacara penandatanganan mengatakan: "Kami telah mengekspor selama bertahun-tahun, dan sekarang kami mulai untuk memberikan pesawat ke Tanah Air. Sembilan pesawat baru kami Yak-130 telah terbang di pusat pelatihan Borisoglebsk sampai saat ini, dan sekarang kami memberikan 2 Sukhoi Su-30SM pertama untuk Angkatan Udara Rusia. Ini merupakan peristiwa bersejarah bagi tim kami, perusahaan Sukhoi, dan untuk United Aircraft Corporation Serikat secara keseluruhan ".

Alexander Harchevsky, Kepala pusat penelitian dan pelatihan Militer, mengatakan "Su-30SM akan menambah kemampuan tempur Angkatan Udara Rusia". Harchevsky adalah seorang pilot militer kondang, yang telah memiliki pengalaman dalam merintis berbagai jenis fighter Rusia, menyebutkan Su-30SM dapat menghancurkan beberapa sasaran di saat yang bersamaan dan manuvernya yang super. "Pesawat ini sangat penting untuk digunakan oleh Angkatan udara Rusia, bukan dalam jumlah unit, tapi skuadron," pungkas Harchevsky.
Sukhoi Su-30SM

Jet tempur multiguna super-manuver Sukhoi Su-30SM merupakan pengembangan lebih lanjut dari keluarga pesawat tempur Su-30MK. Spesialis dari Biro Desain Sukhoi JSC merancang pesawat ini dengan sistem radar, radio, sistem rekognisi, kursi ejeksi (lontar) dan sejumlah sistem pendukung yang sesuai dengan kebutuhan Angkatan Udara Rusia. konfigurasi persenjataan juga dirubah.

Kontrak untuk pengiriman 30 unit Su-30SM pada tahun 2015 telah ditandatangani antara Menteri Pertahanan Rusia dan JSC IRKUT Corporation pada bulan Maret 2012.

Senapan Serbu Kalashnikov Terbaik di Dunia

Vladimir Putin telah mendukung ide penggabungan perusahaan Izhmash dan Izhmekh sebagai bagian dari Russian Technologies State Corporation dan di bawah nama merek Kalashnikov. Foto: Seorang wanita muda memegang senapan serbu Kalashnikov AK-103 yang dilengkapi dengan TN-1 thermal imaging sight pada Pameran Internasional Polisi dan Peralatan Militer (Interpolitex 2012) di Moskow.
(Foto: RIA Novosti/Vladimir Astapkovitch)


Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin dengan AK
Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin yang menyuarakan inisiatif ini (penggabungan Izhmash dan Izhmekh) juga mengatakan ia berencana untuk melakukan usaha yang tegas guna melindungi hak cipta senapan buatan Rusia ini di pasar global.
(Foto: RIA Novosti/Sergey Mamontov)


Senapan serbu Kalashnikov
Senapan serbu Kalashnikov dikembangkan pada tahun 1947, dan diadopsi oleh Angkatan Bersenjata Soviet tiga tahun kemudian (1950).
(Foto: RIA Novosti/Alexandr Kryzahev)


Senapan populer Kalashnikov
Senapan serbu Kalashnikov merupakan salah satu senapan yang paling dapat diandalkan dan populer di dunia.
(Foto: RIA Novosti/Pavel Lisitsin)

AK-47 handal dan simpel
Keunggulan dari senapan serbu Kalashnikov adalah kehandalan dan kesederhanaan teknologinya.
(Foto: RIA Novosti/Sergey Kuznetsov)


Sang penemu AK-47
Mikhail Kalashnikov, penemu dari senapan serbu legendaris AK-47. Secara resmi, namanya telah digunakan dalam nama merek varian dan generasi selanjutnya dari AK-47.
(Foto: RIA Novosti/Ruslan Krivobok)

Kalashnikov
Senapan serbu ini setidaknya telah diadopsi oleh 50 Angkatan Bersenjata di dunia.
(Foto: RIA Novosti/Denis Gukov)


Varian Kalashnikov
Lebih dari 70 juta senapan serbu Kalashnikov telah diproduksi sejak 1947, termasuk berbagai varian modifikasinya.
(Foto: RIA Novosti/Igor Zarembo)


Amunisi Kalashnikov
Izhevsk Mechanical Plant (Izhmekh) adalah perusahaan multi-peran utama Rusia dengan rekayasa teknik state-of-the-art,  metalurgi, instrumen dan teknologi mikroelektronika. Perusahaan ini memproduksi perlengkapan dan alat untuk sipil dan militer, antara lain packing equipment, peralatan listrik, peralatan dapur, peralatan minyak dan gas, peralatan medis dan coran baja presisi tinggi.
(Foto: RIA Novosti/????? ??????)


Peluru Kalashnikov
The Izhmash Scientific and Production Association (NPO), di mana Russian Technologies State Corporation memiliki saham mayoritas disini, mengembangkan dan memproduksi berbagai macam produk militer dan sipil, termasuk Kalashnikov dan senapan serbu Nikonov, senapan mesin ringan, senapan sniper, peluncur roket, senjata pesawat, serta sistem pandu artileri.
(Foto: RIA Novosti/Sergey Kuznetsov)

Komisi I Pertanyakan Pembelian Alutsista dari Jerman

Presiden SBY dan Ibu Ani meninggalkan Jerman melalui Bandara Tegel, Berlin, untuk menuju Hungaria, Rabu (6/3) pagi. (foto: abror/presidensby.info)
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin mempertanyakan sikap dan tindakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memborong sejumlah alutsista saat melakukan lawatan ke Berlin, Jerman. Sebab, selama ini dalam pembahasan dengan Komisi I, Kementerian Pertahanan tidak pernah menyinggung rencana pembelian alutsista dari Jerman ini.

"Sehingga kita pertanyakan, sumber pembiayaan itu akan diambil dari mana. Karena di APBN belanja alutsista dari Jerman itu belum dianggarkan. Kalau itu dibeli melalui pembiayaan pinjaman luar negeri, kan tetap saja mesti dibahas di DPR dulu," tukasnya di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 6 Maret 2013.

Menurut dia, tindakan SBY itu tidak bisa dilakukan sepihak. "Kalau gitu buat apa ada DPR, kalau Pemerintah selalu memutus sepihak seperti itu," tandas Hasanuddin.

Politisi PDI-Perjuangan ini mengaku khawatir jika program pembangunan modernisasi postur pertahanan minimum (MEF) yang telah ditetapkan dan dijadwalkan bersama antara DPR dan pemerintah, akan meleset dari sasaran. Jika pihak pemerintah selalu mengambil keputusan sepihak, suatu saat jika bermasalah dan tidak bisa dipergunakan, jelas pertanggungjawaban menjadi sulit. Termasuk pertanggungjawaban atas penggunaan anggarannya.

"Ini yang sesungguhnya kita khawatirkan. Karena kenyataannya pemerintah telah beberapa kali memutuskan sepihak dalam belanja alutsista itu. Dan posisi Komisi I menjadi sulit, antara menyetujui atau menolaknya. Karena barang sudah dipesan dan kontrak pengadaan sudah jalan," tuturnya.

Adapun kontrak pembelian MoU yang dilakukan Presiden SBY di Jerman itu, kata Hasanuddin, masih terkait dengan pembelian 103 Tank Kelas Berat (MBT), 50 Tank Marder (medium tank), dan 18 pesawat latih Grob.

Khusus pesawat latih, DPR ingin tahu berapa harganya, dan sumber keuangannya dari mana. Karena Pemerintah baru saja memborong pesawat latih T-50 satu skadron dari Korea Selatan. Itu sudah selesai untuk Renstra (rencana strategis) sampai dengan 2014. Prinsipnya, yang dibeli itu tidak masuk dalam Renstra, apakah itu telah sesuai dengan kebutuhan atau tidak.

Sebelumnya diberitakan, dalam kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono ke Berlin, Indonesia menjajaki kerjasama alutsista dengan Jerman.

Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan dalam waktu dekat, tambahan alutsista berupa Tank Marder dari Jerman akan segera tiba, untuk melengkapi 103 Leopard dari Jerman. Tank medium untuk pengangkut pasukan tersebut akan melengkapi alat-alat tempur pasukan Indonesia.

"Jadi dengan ini kita memiliki satuan yang lengkap, ada tank yang light (ringan), medium (sedang), dan main atau heavy (utama atau berat)," katanya.

Jerman Pastikan Jual 164 Tank ke Indonesia

Leopard Revolution
 
Kanselir Jerman Dr. Angela Merkel telah memberikan lampu hijau kepada pabrikan senjata Rheinmettal AG yang berbasis di Dusseldorf untuk menjual 164 tank ke Indonesia, diungkapkan oleh seorang juru bicara Kementerian Ekonomi Jerman. Namun, tidak disebutkan berapa biaya yang harus dikeluarkan Indonesia untuk mengakuisisi 164 tank tersebut.
 
Kesepakatan penjualan ini terdiri dari 104 tank Leopard 2 dan 50 kendaraan tempur infanteri tank Marder 1A2s berikut amunisinya, 4 kendaraan lapis baja recovery, 3 kendaraan lapis baja (peluncur) jembatan, dan 3 kendaraan lapis baja penggusur tanah yang dikenal di Jerman sebagai "Pioneer tank."
 
Dikutip dari Der Spiegel, pemerintah Jerman tidak mengungkapkan apakah tank-tank tersebut baru atau bekas pakai tentara Jerman. Sebelumnya Der Spiegel yang melaporkan ekspor tank ke Indonesia mengutip dokumen pemerintah Jerman.

Dewan Keamanan Nasional Merkel memutuskan lisensi untuk ekspor senjata tersebut dalam pertemuan tertutup dan biasanya tidak akan diumumkan hingga rinciannya dirilis dalam laporan tahunan ekspor pertahanan. Hal ini terungkap setelah anggota parlemen dari partai oposisi Greens Katja Keul secara resmi mengajukan pertanyaan kepada pemerintah Jerman terkait rencana penjualan tank ke Indonesia.

Indonesia, negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, sebelumnya memang telah mengindikasikan akan membeli 130 tank Leopard dari Rheinmettal AG sebagai bagian dari program modernisasi alutsista TNI senilai 15 miliar dolar untuk lima tahun (2010-2014) saat kunjungan Merkel ke Indonesia pada 2012 lalu. Nilai perkiraan awal pada saat itu adalah 280 juta dolar untuk 130 tank.

Partai-partai oposisi di negara yang pernah memiliki kekuasaan kolonial di Indonesia, Belanda, sebelumnya telah menolak pengajuan untuk membeli tank Leopard yang diusulkan oleh Indonesia dengan alasan khawatir akan digunakan Indonesia untuk melanggar HAM.

Steffen Seibert, juru bicara Merkel, membela kesepakatan penjualan dengan Indonesia dengan mengatakan bahwa Indonesia adalah "negara mitra penting" yang sebelumnya telah mengimpor peralatan pertahanan buatan Jerman.

"Indonesia, dalam pandangan pemerintah Jerman, sejak 1998 mengalami perubahan politik mendalam menuju sistem politik demokratis," katanya, "Upaya reformasi pemerintah Indonesia terus berlangsung."

Dia ingat perkataan Merkel, saat kunjungan Presiden Indonesia ke Berlin Maret lalu, yang memuji Indonesia adalah teladan bagi keragaman beragama. Saat kunjungan ke Indonesia pun Merkel mengungkapkan beberapa alasan Jerman mau menjual alutsista kepada Indonesia, diantaranya : pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin meningkat dan Indonesia bukan negara pelanggar HAM.

Pemerintahan Merkel telah mempromosikan penjualan senjata ke negara-negara yang dianggap mitra strategis dan baru-baru ini juga telah disetujui penjualan senjata ke Arab Saudi, Qatar dan Uni Emirat Arab yang dianggap kontroversial. Isu penjualan senjata memang isu kritis di Jerman.

Tank Leopard 2 saat ini dianggap sebagai salah satu tank yang paling canggih di dunia. Diproduksi oleh Krauss Maffei Wegmann-(KMW) sebagai penerus tank Leopard 1, beberapa varian telah dibuat untuk Angkatan Darat Jerman selama operasi tempur sejak tahun 1979.

Air Force One Dijual,,,,!!!

Air Force One DC-9
Sayangnya, judul tidak mengacu pada Boeing 747 full modifikasi (VC-25 bagi Angkatan Udara AS) yang digunakan oleh Presiden Obama saat ini dan mungkin akan terus melayani administrasi AS untuk waktu yang lama sebelum pensiun atau diganti.

Namun, jika Anda memiliki 50.000 USD atau sekitar 486 juta rupiah di saku, Anda bisa membeli pesawat yang dimaksud. Pesawat ini sebelumnya digunakan sebagai Air Force One (presiden) dan Air Force two (wakil presiden). Lelang dimulai pada 15 Mei dan ditutup pada 30 Mei.

Pesawat apa yang kita bicarakan?

DC-9C dengan nomor registrasi N681AL, bagian dari 89th Airlift Wing yang terbang sejak Februari 1975 hingga September 2005. Pesawat ini setidaknya telah melayani 5 Presiden Amerika Serikat yaitu Gerald Ford, Jimmy Carter, Ronald Reagan, George H.W. Bush, Bill Clinton dan George W. Bush dan banyak delegasi asing dari negara lain.

Mengapa menggunakan DC-9 ketika Anda sudah memiliki Boeing 747?
Karena DC-9 tidak memerlukan landasan pacu yang panjang seperti Boeing 747. Itulah alasan AS menggunakan pesawat ini.

DC-9 memiliki 32 kursi di kabin utama, dan 10 kursi di kabin VIP. Tidak seperti VC-25, DC-9 tidak memiliki ruang kantor dan ruang konferensi. Para profesional media sebenarnya banyak yang tidak menyukai DC-9 karena kursinya yang tidak nyaman. Bagi para wartawan, tidak ada tempat yang nyaman di DC-9, kabin wartawan tidak seperti Boeing 747 yang luas.

Jika Anda berencana untuk membeli pesawat tua ini (terserah untuk apa) sebelum bidding dimulai, segeralah tinggalkan deposit 50.000 USD di Phoenix / Mesa Gateway, AS. Saat ini DC-9 diparkir di hanggar bandara Phoenix di Mesa, Arizona. Pembeli sebelumnya harus mengatur janji untuk melihat pesawat tersebut. Pembeli nantinya juga harus menanggung biaya pemindahan pesawat itu dari hanggar.

TNI AL Bentuk Kembali Skadron Heli Anti-kapal Selam


Sebelas unit helikopter anti-kapal selam, dalam waktu dekat akan memperkuat alutsista jajaran penerbangan TNI Angkatan Laut. Ini bukan pertama kalinya militer Indonesia memiliki helikopter anti-kapal selam, sebelumnya Indonesia memilikinya di tahun 1960-an.
HH-60H Seahawk Anti-kapal Selam

Menurut Kepala Staf TNI AL Laksamana Marsetio pada Jumat 21 Juni 2013, helikopter anti-kapal selam itu akan datang secara bertahap dan tiba paling lambat 5 Oktober tahun depan yang selanjutnya langsung memperkuat alutsista TNI AL.  Saat ini masih dalam proses, masih ada dua calon penyedia helikopter. Hanya saja, persyaratannya harus ada sebelas unit helikopter, tambah Kasal.
"Helikopter AKS (anti-kapal selam) yang akan datang sebanyak 11 unit. Untuk pembuatnya, masih dalam proses lelang. Ada dua produsen yang sedang mengikuti tahap lelang," jelas Marsetio. Untuk nilainya, Marsetio mengaku tidak bisa mengungkapkan, karena hal tersebut merupakan wewenang dari Kemenhan.

Dengan datangnya helikopter anti-kapal selam itu, TNI AL juga akan membentuk Skadron 100 Anti-kapal Selam di Pusat Penerbang Angkatan Laut (Puspenerbal) Lanudal Juanda. "Proses pendirian kembali skadron 100 sedang dalam persiapan. Mulai dari fasilitas gedung, hangar, fasilitas sarana dan prasarana, mekanik, dan penerbang pun sudah dalam proses," kata Marsetio. "Kami akan kembali ke kejayaan TNI AL, termasuk kaderisasi calon-calon pengawaknya juga sudah kita siapkan," ujar dia.
Skadron 100 sendiri merupakan skadron udara khusus helikopter anti-kapal selam. Menurut Marsetio, dulunya Penerbangan TNI AL pernah memiliki skadron ini di tahun 1960-an. Namun karena pesawatnya tidak ada, skadron ini dilebur dengan skadron lainnya.
Kasal berjanji, pada 5 Oktober 2014 (HUT TNI) nanti, TNI AL akan menyajikan kekuatan tempur Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), baik dari unsur kapal perang, pesawat udara, korps marinir, maupun pangkalan.

KAPAL SELAM SPANYOL TIDAK BISA KE PERMUKAAN

Baru-baru ini ditemukan kesalahan dalam pembangunan kapal selam kelas baru "S-80" Spanyol. Seorang insinyur desain telah melakukan kesalahan dalam menghitung berat dari kapal selam. Kapal selam S-80 yang baru pertama kali dibangun itu ternyata seratus ton lebih berat. Itu berarti, setelah menyelam, kapal selam itu akan sulit ke permukaan. Bahkan dalam beberapa kondisi seperti karena kegagalan peralatan atau kerusakan karena pertempuran, kapal selam itu diperkirakan tidak bisa muncul sama sekali ke permukaan.
S-80
Gambar komputer S-80 (Foto : Navantia)
Kapal selam S-80 dirancang untuk bertahan dari kebocoran dan mengambil berat tambahan (air) sementara menyelam dan masih bisa muncul kembali. Tapi penambahan tidak sengaja dari seratus ton baja dan peralatan telah mengurangi/menghilangkan kemampuan itu.
Nasi sudah menjadi bubur, dan solusi yang paling praktis untuk mengatasinya adalah dengan menambah panjang kapal selam hingga 5-6 meter, sehingga memberikan lebih banyak ruang internal yang penuh dengan udara dan daya apung. Ini akan meningkatkan kemampuan kapal selam untuk mengapung.
Sebuah perusahaan Amerika, Electric Boat, telah dikontrak Spanyol untuk membantu mengerjakan modifikasi ini (menambah panjang). Modifikasi ini akan meningkatkan harga kapal selam sekitar lima persen dan menjadikan S-80 ditunda pengirimannya dari awalnya 2015 menjadi 2017. Modifikasi ini tentu saja akan mengembalikan semangat para kru yang akan mengawakinya nanti, namun tidak bagi wajib pajak Spanyol.

Satu dekade lalu Angkatan Laut Spanyol memerintahkan pembuatan empat kapal selam S-80, dengan biaya masing-masing senilai 280 juta dolar. Pembuatan pun molor hingga tahun 2007, dan perkiraan biaya telah meningkat menjadi 700 juta dolar per kapal selam.
S-80 adalah kapal selam desain Spanyol dengan fitur propulsi udara independen (AIP). AIP menjadikan kapal selam bertahan di dalam air tanpa perlu mengambil udara ke permukaan atau bernapas melalui snorkel. Mesin AIP modern untuk kapal selam pertama kali muncul di akhir tahun 1980-an, ketika kala itu Swedia memasang pembangkit listrik jenis Stirling pada kapal selam kelas Nacken mereka. S-80 sendiri sudah menggunakan AIP yang lebih modern.

S-80 memiliki panjang 71 meter, bobot 2.200 ton di permukaan, memiliki 32 awak (plus 8 penumpang) dan full otomatis. Desain S-80 mengacu pada jenis kapal selam silent (diam/tenang) lainnya, menggunakan sensor elektronik dan sistem kontrol tembak Amerika. Keenam tabung torpedo 533 mm juga dapat digunakan untuk ranjau dan rudal jelajah.

Angkatan Udara China Terima 15 Pesawat Pembom H-6K


Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) baru-baru ini menerima 15 pesawat pembom Xian H-6K yang berkemampuan nuklir, Jane's Defence Weekly melaporkan.
Pembom H-6K China
Pembom H-6K China (Foto Via luftwaffeas.blogspot.com)
Xian H-6K, versi terbaru dari pembom H-6 yang awalnya adalah versi lokal yang dibangun oleh China pada tahun 1960-an berdasarkan pesawat pembom Rusia Tupolev Tu-16. H-6K merupakan pesawat berukuran medium yang dirancang untuk melakukan serangan jarak jauh, serangan stand-off dan patroli udara di wilayah yang luas.
Tidak seperti pendahulunya, H-6K mampu membawa rudal jelajah di bawah sayapnya. H-6K juga bermanuver lebih lincah daripada H-6 dan hanya membutuhkan sedikit kru untuk mengoperasikannya (H-6 4 kru). H-6K dilaporkan memiliki radius tempur hingga 3.500 km. Pesawat ini dapat membawa senjata di internal weapon bay dan pada empat tiang (pylon) underwing.
China sendiri memiliki rudal jelajah berkemampuan nuklir Changjian-10 (DH-10A) yang memiliki jangkauan 1.500-2.000 km, yang akan efektif meningkatkan jangkauan pesawat pembom ini menjadi 4.000-5.000 km. Analis menyatakan bahwa rudal DH-10A dapat mencapai Okinawa (barat daya Jepang), Guam dan bahkan Hawai dari China daratan apabila dikombinasikan dengan H-6K.

Rudal jelajah DH-10A
Rudal jelajah DH-10A China (Foto : Ausairpower)
H-6K pertama kali terbang pada tanggal 5 Januari 2007 dan mulai digunakan oleh Angkatan Udara PLA pada bulan Oktober 2009 bertepatan dengan perayaan ulang tahun Republik Rakyat China ke-60. Saat ini pembom H-6K masih menggunakan mesin dari Rusia NPO Saturn D-30KP-2 turbofan, namun pada Januari 2009, China mulai mengembangkan mesin turbofan sendiri WS-18.

Sejarah TNI (Tentara Negara Indonesia )

Sejarah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dibentuk melalui perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dari ancaman Belanda yang ingin kembali berkuasa menjajah Indonesia melalui kekerasan senjata. TNI pada awalnya merupakan organisasi yang bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR). Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1945 menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan selanjutnya diubah kembali menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).
Pada masa mempertahankan kemerdekaan ini, banyak rakyat Indonesia membentuk laskar-laskar perjuangan sendiri atau badan perjuangan rakyat. Usaha pemerintah Indonesia untuk menyempurnakan tentara kebangsaan terus berjalan, sambil bertempur dan berjuang untuk menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa. Untuk mempersatukan dua kekuatan bersenjata yaitu TRI sebagai tentara regular dan badan-badan perjuangan rakyat, maka pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI) secara resmi.
Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) pada bulan Desember 1949, Indonesia berubah menjadi negara federasi dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS). Sejalan dengan itu maka dibentuk pula Angkatan Perang RIS (APRIS) yang merupakan gabungan antara TNI dan KNIL. Pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS dibubarkan dan Indonesia kembali menjadi negera kesatuan, sehingga APRIS berganti nama menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI).
Pada tahun 1962, dilakukan upaya penyatuan antara angkatan perang dengan kepolisian negara menjadi sebuah organisasi yang bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Penyatuan satu komando ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan perannya dan menjauhkan pengaruh dari kelompok politik tertentu.
Pada tahun 1998 terjadi perubahan situasi politik di Indonesia. Perubahan tersebut berpengaruh juga terhadap keberadaan ABRI. Pada tanggal 1 April 1999 TNI dan Polri secara resmi dipisah menjadi institusi yang berdiri sendiri. Sebutan ABRI sebagai tentara dikembalikan menjadi TNI, sehingga Panglima ABRI menjadi Panglima TNI.

Periode pembentukan (1945-1947)

Badan Keamanan Rakyat


Panglima Besar Jenderal Soedirman, Panglima Tentara Nasional Indonesia pertama.
Pada tanggal 22 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam sidangnya memutuskan untuk membentuk tiga badan sebagai wadah untuk menyalurkan potensi perjuangan rakyat. Badan tersebut adalah Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).[1]
BKR merupakan bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) yang semula bernama Badan Pembantu Prajurit dan kemudian menjadi Badan Pembantu Pembelaan (BPP). BPP sudah ada dalam zaman Jepang dan bertugas memelihara kesejahteraan anggota-anggota tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan Heiho.[1]
Pada tanggal 18 Agustus 1945 Jepang membubarkan PETA dan Heiho. Tugas untuk menampung bekas anggota PETA dan Heiho ditangani oleh BPKKP.[2] Pembentukan BKR merupakan perubahan dari hasil sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 yang telah memutuskan untuk membentuk Tentara Kebangsaan.
Pembentukan BKR diumumkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 23 Agustus 1945.[1] Dalam pidatonya Presiden Soekarno mengajak pemuda-pemuda bekas PETA, Heiho, Kaigun Heiho, dan pemuda-pemuda lainnya untuk sementara waktu bekerja dalam bentuk BKR dan bersiap-siap untuk dipanggil menjadi prajurit tentara kebangsaan jika telah datang saatnya.
Karena pada saat itu komunikasi masih sulit, tidak semua daerah di Indonesia mendengar Pidato Presiden Soekarno tersebut. Mayoritas daerah yang mendengar itu adalah Pulau Jawa. Sementara tidak semua Pulau Sumatera mendengar. Sumatera bagian timur dan Aceh tidak mendengarnya.
Walaupun tidak mendengar pemuda-pemuda di berbagai daerah Sumatera membentuk organisasi-organisasi yang kelak menjadi inti dari pembentukan tentara. Pemuda Aceh mendirikan Angkatan Pemuda Indonesia (API), di Palembang terbentuk BKR, tetapi dengan nama yang lain yaitu Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) atau Badan Penjaga Keamanan Rakyat (BPKR).[3]

Tentara Keamanan Rakyat

Menyerahnya Jepang kepada tentara sekutu menyebabkan kedatangan tentara Inggris ke Indonesia yang dimanfaatkan oleh tentara Belanda untuk kembali ke Indonesia. Situasi ini menjadi mulai tidak aman. Oleh karena itu pada tanggal 5 Oktober 1945, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan maklumat pembentukan tentara kebangsaan yang diberi nama Tentara Keamanan Rakyat.
Pemerintah memanggil bekas Mayor KNIL Oerip Soemohardjo ke Jakarta. Wakil Presiden Dr.(H.C.) Drs Mohammad Hatta mengangkatnya menjadi Kepala Staf Umum TKR dengan pangkat Letnan Jenderal dan diberi tugas untuk membentuk tentara.[4] Pada waktu itu Markas Tertinggi TKR berada di Yogyakarta.
Presiden Soekarno pada tanggal 6 Oktober 1945, mengangkat Suprijadi, seorang tokoh pemberontakan PETA di Blitar untuk menjadi Menteri Keamanan Rakyat dan Pemimpin Tertinggi TKR. Akan tetapi beliau tidak pernah muncul sampai awal November 1945, sehingga TKR tidak mempunyai pimpinan tertinggi. Untuk mengatasi hal ini, maka pada tanggal 12 November 1945 diadakan Konferensi TKR di Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Staf Umum TKR Letnan Jenderal Oerip Sumohardjo. Hasil konferensi itu adalah terpilihnya Kolonel Soedirman sebagai Pimpinan Tertinggi TKR. Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 18 Desember 1945 mengangkat resmi Kolonel Soedirman menjadi Panglima Besar TKR, dengan pangkat Jenderal.[5]

Menjadi Tentara Keselamatan Rakyat

Untuk memperluas fungsi ketentaraan dalam mempertahankan kemerdekaan dan menjaga keamanan rakyat Indonesia, maka pada tanggal 7 Januari 1946 pemerintah mengeluarkan Penetapan Pemerintah No.2/SD 1946 yang mengganti nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Kemudian nama Kementerian Keamanan Rakyat diubah namanya menjadi Kementerian Pertahanan.
Markas Tertinggi TKR mengeluarkan pengumuman bahwa mulai tanggal 8 Januari 1946, nama Tentara Keamanan Rakyat diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.[6]

Tentara Republik Indonesia

Untuk menyempurnakan organisasi tentara menurut standar militer internasional, maka pada tanggal 26 Januari 1946 pemerintah mengeluarkan maklumat tentang penggantian nama Tentara Keselamatan Rakyat menjadi Tentara Republik Indonesia. Maklumat ini dikeluarkan melalui Penetapan Pemerintah No.4/SD Tahun 1946.[7]
Untuk mewujudkan tentara yang sempurna, pemerintah membentuk suatu panita yang disebut dengan Panitia Besar Penyelenggaraan Organisasi Tentara. Beberapa panitia tersebut adalah Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo dan Komodor Suryadarma.[8]
Pada tanggal 17 Mei 1946 panitia mengumumkan hasil kerjanya, berupa rancangan dan bentuk Kementerian Pertahanan dan Ketentaraan, kekuatan dan organisasi, peralihan dari TKR ke TRI dan kedudukan laskar-laskar dan barisan-barisan serta badan perjuangan rakyat.
Presiden Soekarno pada tanggal 25 Mei 1946 akhirnya melantik para pejabat Markas Besar Umum dan Kementerian Pertahanan. Pada upacara pelantikan tersebut Panglima Besar Jenderal Soedirman mengucapkan sumpah anggota pimpinan tentara mewakili semua yang dilantik.

Tentara Nasional Indonesia

Usaha untuk menyempurnakan tentara terus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia pada waktu itu. Banyaknya laskar-laskar dan badan perjuangan rakyat, kurang menguntungkan bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Sering terjadi kesalahpahaman antara TRI dengan badan perjuangan rakyat yang lain.[9]
Untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman tersebut pemerintah berusaha untuk menyatukan TRI dengan badan perjuangan yang lain. Pada tanggal 15 Mei 1947 Presiden Republik Indonesia mengeluarkan penetapan tentang penyatuan TRI dengan badan dan laskar perjuangan menjadi satu organisasi tentara.
Pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno meresmikan penyatuan TRI dengan laskar-laskar perjuangan menjadi satu wadah tentara nasional dengan nama Tentara Nasional Indonesia. Presiden juga menetapkan susunan tertinggi TNI. Panglima Besar Angkatan Perang Jenderal Soerdiman diangkat sebagai Kepala Pucuk Pimpinan TNI dengan anggotanya adalah Letnan Jenderal Oerip Sumohardjo, Laksamana Muda Nazir, Komodor Suryadarma, Jenderal Mayor Sutomo, Jenderal Mayor Ir. Sakirman, dan Jenderal Mayor Jokosuyono.[10]
Dalam ketetapan itu juga menyatakan bahwa semua satuan Angkatan Perang dan satuan laskar yang menjelma menjadi TNI, diwajibkan untuk taat dan tunduk kepada segala perintah dari instruksi yang dikeluarkan oleh Pucuk Pimpinan TNI.[11]

Penataan organisasi (1947-1948)

Kondisi ekonomi negara yang masih baru, belum cukup untuk membiayai angkatan perang yang besar pada waktu itu. Salah seorang anggota KNIP bernama Z. Baharuddin mengeluarkan gagasan untuk melaksanakan pengurangan anggota (rasionalisasi) di kalangan angkatan perang.
Selain itu, hasil dari Perjanjian Renville adalah semakin sempitnya wilayah Republik Indonesia. Daerah yang dikuasai hanyalah beberapa karesidenan di Jawa dan Sumatera yang berada dalam keadaan konomi yang cukup parah akibat blokade oleh Belanda.
Pada tanggal 2 Januari 1948 Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden No.1 Tahun 1948, yang memecah Pucuk Pimpinan TNI menjadi Staf Umum Angkatan Perang dan Markas Besar Pertempuran. Staf Umum dimasukkan kedalam Kementerian Pertahanan di bawah seorang Kepala Staf Angkatan Perang (KASAP). Sementara itu Markas Besar Pertempuran dipimpin oleh seorang Panglima Besar Angkatan Perang Mobil. Pucuk Pimpinan TNI dan Staf Gabungan Angkatan Perang dihapus.
Presiden mengangkat Komodor Suryadarma sebagai Kepala Staf Angkatan Perang dengan Kolonel T.B. Simatupang sebagai wakilnya. Sebagai Panglima Besar Angkatan Perang Mobil diangkat Jenderal Soedirman. Staf Umum Angkatan Perang bertugas sebagai perencanaan taktik dan siasat serta berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan. Sementara Staf Markas Besar Angkatan Perang Mobil, adalah pelaksana taktis operasional.[12]
Keputusan Presiden ini menimbulkan reaksi di kalangan Angkatan Perang. Maka pada tanggal 27 Februari 1948, Presiden mengeluarkan Penetapan Presiden No.9 Tahun 1948 yang membatalkan penetapan yang lama dan mengeluarkan penetapan baru. Dalam penetapan yang baru ini, Staf Angkatan Perang tetap di bawah Komodor Suryadarma, sementara itu Markas Besar Pertempuran tetap di bawah Panglima Besar Jenderal Soedirman, ditambah Wakil Panglima yaitu Jenderal Mayor A.H. Nasution. Angkatan Perang berada di bawah seorang Kepala Staf Angkatan Perang (KASAP) yang membawahi Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) dan Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU).
Dalam penataan organisasi ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu penataan kementerian dan pimpinan tertinggi ditangani oleh KASAP, sementara mengenai pasukan serta daerah-daerah pertahanan ditangani oleh Wakil Panglima Besar Angkatan Perang.
Untuk menyelesaikan penataan organisasi ini, Panglima Besar Jenderal Soedirman membentuk sebuah panitia yang anggotanya ditunjuk oleh Panglima sendiri. Anggota panitia terdiri dari Jenderal Mayor Susaliy (mantan PETA dan laskar), Jenderal Mayor Suwardi (mantan KNIL) dan Jenderal Mayor A.H. Nasution dari perwira muda. Penataan organisasi TNI selesai pada akhir tahun 1948, setelah Panglima Tentara dan Teritorium Sumatera, Kolonel Hidajat menyelesaikan penataan organisasi tentara di Pulau Sumatera.[13]